Satu hal yang paling berbahaya, yang paling bisa menjadikan seseorang murtad dari agama ini adalah syirik dalam beribadah kepada Allah, yaitu dia beribadah kepada Allah juga beribadah kepada selain-Nya.
Seperti dalam berdo’a, menyembelih, nadzar, istighotsah (minta
diselamatkan dari perkara yang sulit dan membinasakan), isti’anah
(memohon pertolongan) dalam perkara yang tidak mampu untuk
melaksanakannya melainkan hanya Allah, berdo’a kepada mayit, istighotsah
kepada kuburan, meminta pertolongan kepada orang yang telah mati,
bahkan ada juga istilah-istilah yang sudah ngetrend di sekitar kita
seperti “numpang”, atau “permisi” kepada pohon “keramat” atau kuburan
ketika melewatinya.
Ini adalah jenis kemurtadan yang paling berbahaya dan paling besar, dan mayoritas orang yang mengaku Islam telah terjatuh padanya. Mereka beranggapan bahwa hal ini dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Allah telah berfirman:
“Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, maka pasti Allah mengharamkan
baginya surga dan tempatnya ialah neraka.” (QS. al-Maidah: 72)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa selain (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendald-Nya. Barang siapa mempersekutukan Alloh, maka sungguh ia
telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisaa: 48)
“Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. an-Nisaa: 116)
Oleh karena itu, kesyirikan adalah jenis kemurtadan yang paling
berbahaya, yang paling dimurkai dan tiada ampunan bagi pelakunya.
Kenapa meieka tidak mendekatkan din kepada Allah secara langsung dan
meninggalkan tempat-tempat yang menyesatkan itu? Padahal hendaknya
mercka mendekatkan diri kepada Allah (secara langsung), karena
sesungguhnya Allah itu Maha Dekat dan memenuhi permintaan.
Kenapa mereka mendekatkan diri kepada makhluk-Nya kemudian mereka
mengatakan: “Para mahluk itu mendekatkan diri kami kepada Allah.”
Apakah Alloh M itu jauh?! Apakah Allah tidak mengetahui dan tidak
mendengar mahluk-Nya?! Tidak melihat apa yang mereka kerjakan?!
Ketahuilah…! Allah yang Maha Mulia dan Maha Tinggi adalah dekat dan memenuhi permintaan.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Sesungguhnya Allah adalah dekat dan memenuhi permintaan,
kenapa kalian pergi dan berdo’a kepada selain Allah?! Kemudian kalian
mengatakan: hal ini bisa mendekatkan diri kami kepada Allah (hal ini
seperti ucapan orang-orang musyrik yang dikisahkan Allah)
“Kami tidak beribadah kepada mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” (QS. az -Zumar:3)
Yakni, seolah-olah mereka (orang-orang Musyrik itu) menganggap bahwa
Allah tidak mendengar dan mengetahui segala sesuatu, demikianlah syetan
dari kalangan jin dan manusia
menghiasi hal-hal tersebut untuk mereka dalam keadaan mereka mengaku
Islam, bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang hak melainkan hanya
Allah.
Mereka sholat dan puasa,
akan tetapi mereka mencampuri amalan-amalan mereka dengan syirik besar
maka mereka keluar dari agama Islam dalam keadaan mereka sholat, puasa
dan haji. Orang yang melihat mereka menyangka bahwa mereka Muslimin, padahal mereka pada hakikatnya bukan Muslim.
Maka sudah sepantasnya bagi Idta semua mengetahui hal ini, bahwa
syirik kepada Allah adalah dosa yang paling berbahaya dan paling besar.
Bersamaan dengan bahayanya dan jeleknya syirik.
Tanpa terasa, ternyata banyak dari orang-orang yang mengaku Islam
telah terjatuh padanya, mereka tidak menamainya sebagai perbuatan
syirik, akan tetapi mereka menamainya dengan bertawasul atau meminta
syafaat, atau mereka menamainya dengan nama-nama selain syirik.
Akan tetapi nama-nama itu tidak bisa merubah hakekat sesuatu, kalau perbuatan
tersebut adalah suatu kesyirikan tetap kita katakan syirik (walaupun
mereka menamainya dengan nama selain syirik). Syirik adalah jenis
kemurtadan yang paling berbahaya dan paling banyak terjadi. Padahal
hukum syirik ini sudah dijelaskan di dalam al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullah.
Seruan dan peringatan serta ancaman dari perbuatan syirik sangat
jelas sekali, tidaklah lewat satu surat di dalam al-Qur’an melainkan di
dalamnya memperingatkan ummat ini dari bahaya perbuatan syirik. Dan
bersamaan dengan ini mereka sebenaraya membaca al-Qur’an, akan tetapi
mereka tidak menjauhi perbuatan syirik dalam kehidupannya.
Mungkin akan datang seseorang dan mengatakan: “Mereka adalah
orang-orang bodoh, mereka mendapatkan udzur dengan kebodohan mereka
tersebut.”
Maka kita katakan: Sampai kapan dia akan bodoh? Sedangkan al-Qur’an
dibacakan, mereka menghapal al-Qur’an dan membacanya. Setiap orang yang
telah sampai al-Qur’an kepadanya, maka sungguh telah tegak hujjah
atasnya dan tidak ada udzur baginya.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi
siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisaa’: 116)
Ayat ini menunjukkan bahwa syirik adalah dosa yang paling besar,
dimana Allah tidak akan mengampuni pelakunya, jika ia tidak bertaubat
dari hal tersebut Firman-Nya: “Dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik).” (QS. An-Nisaa’: 48)
Dosa selain syirik seperti zina, minum khamar, mencuri, makan riba,
dan lain-lain ini semua dosa-dosa selain dari syirik. Dosa-dosa ini di
bawah kehendak Allah, pelakunya adalah pelaku dosa besar, dan mereka
adalah orang-orang fasik, akan tetapi mereka tidak terjatuh dalam
perbuatan syirik, hanya saja mereka terjatuh dalam dosa-dosa besar dan
hal ini mengurangi keimanan mereka dan mereka dihukumi dengan kefasikan.
Seandainya mereka mati dan belum bertaubat maka mereka di bawah kehendak Allah. Jika Allah berkehendak maka Allah akan mengampuni mereka dengan tauhid
yang ada pada mereka, dan jika Allah berkehendak maka Allah akan
mengadzab mereka disebabkan dosa-dosa mereka, kemudian tempat kembali
mereka adalah jannah (Surga) disebabkan tauhid yang ada pada mereka. Ini adalah tempat kembali para pelaku dosa besar selain syirik.
Syirik adalah dosa yang paling besar. Allah berfirman: “Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah. Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya jannah dan tempat kembalinya adalah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang dzallim seorang penolong pun.” (QS. al-Maidah:72)
Ini adalah akibat di akhirat,
yaitu diharamkan atasnya jannah, yakni dia terhalang untuk masuk jannah
selama-lamanya. Apabila dia tidak termasuk penduduk jannah, kemana dia
akan pergi? Apakah dia menjadi sesuatu yang tidak ada?! Tidak!
Tempat kembalinya adalah neraka yang dia kekal di dalamnya. Allah berfirman: “Tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolong pun.” (Al Maidah: 72)
Yang dimaksud orang-orang dzalim adalah orang-orang musyrik. Karena
syirik adalah kedzaliman, bahkan dia merupakan kedzaliman yang paling
besar.
“Tidak ada bagi mereka (penolong)”, yaitu tidak ada seorang pun yang
mampu mengeluarkan mereka dari neraka atau memberi syafa’at untuk mereka
di sisi Allah, sebagaimana halnya pelaku dosa besar diberi syafa’at dan
mereka bisa keluar dari neraka dengan syafa’at. Adapun orang-orang
musyrik (maka) tidaklah bermanfaat bagi mereka syafa’at orang-orang yang
memberi syafa’at.
“Dan tidak ada bagi orang-orang yang dzallim.” Yaitu orang-orang
Musyrik “Teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang
pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya.” (QS. al-Mukminin: 18)
Seorang Musyrik tidaklah diterima syafa’at padanya kita berlindung
kepada Allah – “Dan tempatnya adalah neraka” dan itulah sejelek-jelek
tempat tinggal, tidak ada tempat tinggal baginya selain neraka
selama-lamanya.
Maka dosa yang demikian bahayanya dan sangat buruk akibatnya, apakah
boleh pura-pura bodoh dan tidak mengetahuinya serta kita tidak
memperingatkan darinya?! Dan apabila dikatakan: “Biarkanlah manusia,
biarkan para penyembab kubur, para penyembah kubah-kubah, biarkan
orang-orang yang ada perkara-perkara kemurtadan padanya selama dia masih
mengaku Islam, berarti ia seorang Muslim dan hadapilah orang-orang
atheis.”
Maka kita katakan, “Mereka (orang-orang musyrik) lebih berbahaya daripada orang-orang atheis.”
Termasuk contoh dari perbuatan syirik adalah menyembelih untuk selain Allah, seperti menyembelih untuk jin dan kuburan.
Kita menyebutkan contoh ini karena kasus ini banyak terjadi dan
manusia menganggap enteng hal tersebut, mereka menyembelih untuk selain
Allah, mereka menyembelih untuk jin dalam rangka menjaga diri dari
keburukan yang akan menimpa mereka, juga dalam rangka berobat dan
penyembuhan.
Kebanyakan manusia menganggap enteng masalah ini, dan ini banyak
terjadi, padahal ini adalah syirik besar yang bisa mengeluarkan
pelakunya dari agamanya, dan ini bukan perkara yang mudah. Syetan akan
berkata kepadanya:
“Sembelihlah seekor anak domba, sembelihlah seekor ayam,” Padahal
orang yang menyembelih seekor lalat saja (untuk selain Allah) bisa masuk
neraka, karena yang dilihat bukanlah yang disembelih, tetapi yang
dilihatnya adalah aqidah (keyakinan) nya.
Manusia terlalu menganggap sepele dalam hal ini dalam hal ini, hanya
sekedar ingin ditunaikan kebutuhannya, atau agar syetan memberitahunya
sesuatu yang tersembunyi, atau memberitahu tentang harta yang hilang,
atau yang selainnya dari perkara-perkara yang manusia bertanya kepada
jin tentangnya.
Maka dengan hal itu, ia keluar dari agamanya kita berlindung kepada
Allah – ia murtad dalam perkara yang ia anggap mudah, padahal perkara
tersebut sangat berbahaya sekali.